Kita bisa mengenal masyarakat Evav (Kei) dengan umatnya kalau kita bisa menilai bahasanya, pergaulannya dan cara filsafat hidupnya. Ada satu peri-bahasa Evav yang merupakan filsafat hidup umat Kei, yang boleh katakan, bahwa filsafat ini adalah dasar dari struktur sosiaal dari umat dan masyarakat Evav yaitu “Duad enleĆ«ng afa dunyai, bail ainru ainru wat” . Artinya "Tuhan menciptakan isi alam dunyai ini, dengan selalu cara perpasang-pasang".
Dari itu dalam bab ini kita analyse struktur sosial dari masyarakat Evav. Kalau kita analise betul2 unsur2 struktur dan filsafat hidup masyarakat Evav, maka secara umum kita bisa menilai pertama pola "struktur dualisme " secara dasar dari struktur umat Evav. (Struktur dualisme terdapat juga di daerah lain2 di Maluku). Unsur2 dualisme itu apa?
Umat masyarakat Evav melihat semua kejadian yang ada, semua gejala yang timbul teratur dalam sistem pembulatan (harmonis), dalam mana selalu ditempatkan dua unsur yang berlawanan. Kedua-duanya dipersatukan kurang lebih dalam satu kesatuan yang sakral/gaib. Bila kedua-duanya dipersatukan bersama, maka t’ak dapat dikatakan dua, tetapi tiga, dan yang ketiga itu merupakan yang lebih tinggi, yang muncul karena percampuran (dialektik) dari ke dua itu. Yang ketiga itu selalu dianggap ada dan terletak dibelakan secara rahasia. Dari itu orang Kei pertama hidup berpasang-pasang untuk mendapat kehidupan bulat atau harmonis. Dari itu pepatah filsafat "It foing fo kut, it vaw fo banglu" timbul, arti bersatu kita kuat, terbagi kita runtuh.
Dari itu menurut uraian dan penjelasan dari C.C. Baurraud, seorang pengahli antropologi berdasarkan pengkajiannya di Tanembar-Kai, maka perseketuan masyarakat disebut "Lor-Harratut" yang sekarang biasa disebut dengan Lor-Ohoiratut. Penjelasannya sebagai berikut:
"Lor" dimaksudkan masyarakat pendatang atau umat "Melmel", yang bawa pengaruh kebudayaan dan harta asing dengan belang di Kei, seperti lela (kasber), mas dan gong. Lambang atau simbolnya ialah "Lor" atau ikan paus dan cicak. "Harratut" dimaksudkan masyarakat Tuan Tanah atau umat "Renren" yang sangat banyak (ratut=seratus). Lambang/simbolnya itu binatang melata, yang dalam Kei disebut "Har". Katanya binatang "Har" ini mungkin tidak ada lagi dan sekerang simbolnya kerbau dan batu/tempat "Woma".Sebagai contoh dapat kita kemukakan:
Nuhuyut (Kei Besar)..Nuhuroa (Kei Kecil) ialah Nuhu Evav
Roa (laut).................Nangan (darat)................Nuhu Met
Ursiw (Patasiwa).......Lorlim (Pata-Lima)...........Lor Lobai
Hukum Larvul ...........Hukum Ngabal................Hukum Adat Evav
Ngutun rit.................Tenan bes......................Tea-Bel
Lor...........................Harratut ........................Oan-Utan
Waurtahait................Waurnangan..................Perskeuatan Waur
Ini bisa disamakan dengan penjelasan dari Rendra, seorang penulis/penyair, yang bicara mengenai "filsafat Tanah-Air" sebagai pola pemikiran filsafat kehidupan di Jawa sewaktu zaman Shriwijaya en Majapahiy. Mereka secara negara sewaktu itu bisa berkembang oleh karena ada kebulatan/harmoni antara pengaruh kehidupan masyarakat Tanah dan masyarakat Air. Yang kedua kita bisa melihat sifat hidup orang masyarakat umat Evav yang hidup menurut "filsafat kehidupan kekeluargaan".
Secara bagaima pola struktur itu juga berlaku di Ohoirenan?
Wurlor Hernar atau Ohoirenan
Dari itu persekutuan masyarakat dalam bahasa Evav disebut Lor-Harratut sebagai filsafat dualisme dan filsafat tanah-air. Dan karakter dari filsafat ini adalah filsafat kekeluargaan.
- Lor...Harratut = persekutuan Mel Ren = persekutuan oan-ohoi
- WurLor atau Melmel Ohoirenan dan HerNar atau Renren Ohoirenan
Wurlor Hernar = persekutuan masyarakat Ohoirenan
- Mel & Ren = persekutuan / hubungan saudara adik-kakak
- Mel - Iri = persekutuan Koi (Iri'ri)- Maduan (Melmel) / anak-orangtua.
- Ren - Iri = persekutuan Koi (Iri'ri)- Maduan (Renren) / anak-orangtua.
Di Ohoirenan kita melihat ada istilah perpasang-pasang juga. Di masyarakat Lor-Haratut Ohoirenan terdapat:
Wurlor-Hernar, yaitu persekutuan masyarakat Ohoirenan
Tasok-Farne, yaitu persekutuan pasukan arombai (belang).
Yang terdiri juga ada fam2 yang berpasang-pasang yang disebut Rahadek-Kafwear
- Ubro + Ubra,
- Rahalus + Rahakbauw,
- Somar + Wantaar dan
- Rahangmetan+ Rahangiar
Artinya semua harus disebut berpasang-pasang.Yang ketiga itu adalah hubungan Rahadek-Kafwear dari keuda fam itu yang lebih tinggi dan mempunyai kekuatan yang gaib yang akan mendatangkan berkat dan bahagia bila ditaat dan dilaksanakan, tetapi sebaliknya akan mendatangkan malapetaka bila diingkari dan tidak dilaksanakan. Kesempurnaan hanya bisa dicapai bila kedua segi kelihatan bertentangan itu, dapat dipersatukan.