Tuesday, April 26, 2016

PULAU OHOIEW DESA NGILNGOF

Pulau Ohoiew adalah sebuah pulau karang kecil yang berada di depan desa Ngilngof dan termasuk 1 dari sepuluh pulau yang berada di pantai barat laut Kei Kecil. Pulau-pulau lainnya adalah Ohoiwa, Ohoitir, Nukahai, Nai, Hoat, Lea, Amut, Nuhura, Tangwain.

Pulau ini dulunya menjadi tempat tinggal manusia, seperti namanya mengindikasikannya: Ohoi berarti kampung atau desa dan Ew tidak jelas artinya, namun sudah ditinggalkan beberapa ratus tahun lalu. Konon, dulu ada perlombaan perahu di antara 2 orang nenek dan hadiahnya  pemenang akan memiliki pulau-pulau itu. Yang satu lebih cepat dari yang lain, sehingga yang tertinggal sambil berdiri di perahunya  menunjuk pulau-pulau yang belum disinggahi sebagai miliknya. Karena itu semibilan pulau lain menjadi milik desa Debut-Dian, yang moyangnya mengklaim kepemilikan atas pulau-pulau tersebut, sedangkan Ohoiew menjadi milik orang Ngilngof-Namar. Masih ada 3 pulau lagi yang menjadi petuanan orang-orang Ngilngof yakni pulau Ngaf, Er dan Ngodan yang terletak di sebelah utara desa Ngilngof.

Pulau berpasir putih ini ditumbuhi kayu-kayu dan belukar serta pohon kelapa (yang sayangnya kurang mendapat perawatan) di atas tanah kering, di pesisir pantai bertumbuh pohon bakau pada sisi timur dan barat. Di dalam laut sekitar pulau ini bertumbuh terumbu karang yang mulai berkembang lagi sesudah rusak akibat kegiatan ekonomis masyarakat setempat. Ikan dari berbagai jenis dan ukuran hidup di laut pulau ini bagi pelancong yang ingin memancing. Juga hidup berbagai jenis kerang-kerangan. Perusahaan mutiara juga berada di sini yang dimiliki oleh seorang pengusaha, ada tambak ikan. Masyarakat lokal memasang bubu atau memancing ikan di laut sekitar pulau atau pun memungut kerang-kerangan untuk konsumsi sendiri atau dagang.

Di laut sekitar pulau orang-orang mengusahakan rumput laut yang ditanam pada musim angin timur. Selain itu fauna yang ditemukan di sana adalah burung-burung  seperti bangau dari berbagai jenis, elang, ayam hutan (maleo yang mulai hilang), pombo dan murai. Salah satu fauna menarik dari  pulau ini adalah kepiting kelapa  besar (istilah emiknya kartuhan) yang biasanya berlindung di dalam gua-gua batu.

Cuaca Ohoiew  mengikuti pola cuaca yang umum di Indonesia. Angin timur bertiup pada bulan April-Oktober, diselingi angin tenggara yang keras pada bulan Juni-September, dan angin barat Desember-Maret. Namun akibat global warming arah angin sulit diprediksi pada saat sekarang. Arus laut berlangsung sebagai berikut: arus laut pasang naik  mengalir dari arah utara ke selatan, sedangkan arus laut pasang surut dari arah selatan ke utara. Berkaitan dengan arah angin, arah ombak dari timur ke barat pada musim timur, dan begitu sebaliknya bila musim barat. Musim timur biasanya menjadi musim kering, sedangkan musim barat berarti tinggi curah hujan menjadi. Biasanya ada satu masa kering, panas dan tenang dari bulan awal Oktober sampai awal Desember.

Pulau ini dapat menjadi suatu obyek wisata karena beberapa alasan berikut: pulau ini tidak berpenghuni, sehingga turis akan menikmati kebebasan tanpa gangguan manusia lain yang tidak berkepentingan; pantainya yang berpasir putih menjadi tempat untuk berjemur dan lautnya yang relatif bersih menjadi tempat berenang atau menyelam yang menarik, juga  terdapat jaringan telekomunikasi modern.

Jarak pulau Ohoiew dengan desa Ngilngof sekitar 10 menit perjalanan dengan speedboat, kurang lebih 2-3 km. Untuk mencapai pulau ini, para turis bisa datang dengan pesawat atau kapal laut dari Indonesia Barat ke Langgur dan Tual, lalu dengan mobil kurang lebih 30 menit ke desa Ngilngof dan seterusnya menggunakan longboat atau speeboat ke pulau tujuan. Silahkan mencoba!!